An1cec0ckdangerousminds Net Comments The_not_so_ancient_art_of_erotic_origami

Definisi

Alinyemen vertikal mengacu pada proyeksi sumbu jalan pada bidang vertikal yang melewati sumbu jalan atau pada bidang vertikal yang melewati sumbu jalan, atau disebut juga proyeksi vertikal bidang bayangan. Profil konfigurasi ini menjelaskan rencana keberadaan jalan atas dan bawah sehingga dapat diketahui kapasitas kendaraan yang terisi penuh melalui rencana jalan yang akan dibuat.

Terdapat 3 variabel utama dalam menentukan alinyemen vertikal, yaitu :

  1. Kelandaian Jalan

Alinemen vertikal sering disebut juga penampang memanjang jalan yang terdiri dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat berupa kondisi jalan datar, mendaki, atau menurun. Jalan mendaki atau menurun disebut dengan landai jalan dan dinyatakan dalam persen (%).

Pada umumnya gambar rencana jalan dibaca dari kiri ke kanan, maka landai jalan diberi tanda positif (+) untuk pendakian permukaan jalan dari kiri ke kanan, dan negatif (-) untuk penurunan permukaan jalan dari kiri ke kanan. Dalam menetapkan kelandaian jalan harus diingat bahwa sekali suatu jalan digunakan maka jalan tersebut sukar diubah menjadi landai yang lebih kecil tanpa perubahan yang mahal. Maka penggunaan landai maksimum sedapat mungkin dihindari.

Landai maksimum adalah landai vertikal maksimum dimana truk dengan muatan penuh masih mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari setengah kecepatan awal tanpa penurunan gigi atau pindah ke gigi rendah.

Panjang kritis adalah panjang landai maksimum yang harus disediakan agar kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian rupa sehingga penurunan kecepatan tidak lebih dari kecepatan rencana. Lama perjalanan tersebut tidak boleh lebih dari satu menit. Apabila pertimbangan biaya pembangunan terbatas, panjang kritis tersebut boleh dilampaui. Dengan ketentuan bahwa bagian jalan di atas landai kritis pada bagian sampingnya harus ditambahkan suatu lajur pendakian khusus untuk kendaraan berat atau dengan pemasangan rambu dan marka untuk larangan menyiap. Lajur pendakian juga dimaksudkan untuk menampung truk yang bermuatan penuh atau kendaraan lain yang berjalan lambat agar supaya kendaraan lain tidak terganggu untuk mendahului tanpa menggunakan lajur lawan.

2. Kelengkungan Vertikal

Setiap kali kelandaian diubah, harus dibuat lengkung/kurva secara vertikal untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan drainase yang baik. Rencanakan untuk secara bertahap mengubah kurva vertikal di sepanjang dua lereng jalan di lokasi yang diinginkan. Ini bertujuan untuk mengurangi guncangan yang disebabkan oleh perubahan gradien dan memberikan jarak pandang pengereman yang memadai. Ada dua jenis kurva vertikal, yaitu: kurva vertikal cembung dan kurva vertikal cekung.

Lengkung vertikal cembung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan. Sedangkan lengkung vertikal cekung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di bawah permukaan jalan.

Garis lengkung vertikal dapat dibuat dengan bentuk: busur lingkaran, parabola (y = m.x2), atau parabola pangkat 3 (y = m.x3).

Pemilihan bentuk tersebut tergantung dari:

  1. volume pekerjaan tanah
  2. panjang jarak pandangan yang dapat disediakan
  3. kenyamanan
  4. kesederhanaan hitungan

Lengkung vertikal yang sering digunakan adalah lengkung persamaan parabola sederhana yang mempunyai sifat yaitu pergeseran vertikal setiap titik pada lengkung terhadap tangen adalah sebanding dengan kuadrat jarak horizontalnya yang diukur dari ujung lengkung.

3. Panjang Lengkung Vertikal

Panjang lengkung vertikal didasarkan atas kecepatan rencana, jarak pandang (khususnya jarak pandang henti), dan perbedaan aljabar kemiringan. Untuk bentuk lengkung cembung didasarkan atas keamanan, kenyamanan, drainase, dan estetika dengan mempertimbangkan jarak pandang yang dapat dicapai. Sedangkan untuk lengkung vertikal cekung perlu diperhatikan jarak lampu sorot dan drainase.

Jika jarak pandang dinyatakan dengan S, h1 adalah tinggi mata pengemudi (125 cm), h2 adalah tinggi halangan (10 cm), serta A adalah selisih aljabar kelandaian, maka beberapa rumus dapat digunakan untuk menentukan lengkung vertikal sebagai berikut.

Koordinasi alinemen diperlukan untuk menjamin perencanaan yang baik dan menghasilkan keamanan serta kenyamanan bagi pengemudi kendaraan yang melalui rencana jalan. Koordinasi yang dimaksudkan adalah menggabungkan alinemen horizontal dan vertikal dalam perencanaan dalam satu paduan.

Beberapa ketentuan dalam koordinasi adalah :

  • Alinemen horizontal dan vertikal terletak dalam satu phase, dimana alinemen horizontal sedikit lebih panjang daripada alinemen vertikal, demikian juga tikungan horizontal harus satu phase dengan tanjakan vertikal.
  • Tikungan tajam yang terletak di atas lengkung vertikal cembung atau di bawah lengkung vertikal cekung harus dihindari karena akan menghalangi pandangan mata pengemudi pada saat memasuki tikungan dan jalan akan terkesan putus.
  • Pada bagian yang lurus dan panjang sebaiknya tidak dibuat lengkung vertikal cekung karena pandangan pengemudi akan terhalang oleh puncak alinemen vertikal sehingga sulit untuk memperkirakan alinemen dibalik puncak tersebut.
  • Lengkung vertikal dua atau lebih pada satu lengkung horizontal sebaiknya dihindari.
  • Tikungan tajam yang terletak di antara bagian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan.

Sumber :

  • Alik Ansyori Alamsyah, 2001,  Rekayasa Jalan Raya, UMM Pres, Malang
  • Direktorat Jendral Bina Marga Dep. PU dan TL, 1976, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970, Badan Penerbit PU, Jakarta
  • Silvia Sukirman, 1994, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Penerbit Nova, Bandung

An1cec0ckdangerousminds Net Comments The_not_so_ancient_art_of_erotic_origami

Source: https://iamnotthoseman.wordpress.com/

0 Response to "An1cec0ckdangerousminds Net Comments The_not_so_ancient_art_of_erotic_origami"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel